Senin, 05 Januari 2009

Kisah Palestina

DAMASKUS--Suriah dan Turki, Rabu, memperingatkan mengenai reaksi berbahaya atas agresi Israel yang berlanjut ke Jalur Gaza terhadap keamanan dan kestabilan di wilayah itu, demikian laporan kantor berita resmi Suriah, SANA.
Presiden Suriah Bashar Al-Assad dan Perdana Menteri Turki Recep Tayyip Erdogan mengeluarkan peringatan tersebut selama satu pertemuan di ibukota Suriah, Damaskus.
Dalam pertemuan itu, mereka membahas pembantaian yang dilakukan oleh Israel terhadap rakyat Palestina di Jalur Gaza dan cara untuk menghentikan pertumpahan darah di kalangan rakyat Palestina, mencabut sanksi dan membuka tempat penyeberangan.
Bashar dan Erdogan menganggap "agresi Israel itu terhadap Jalur Gaza telah menghancurkan semua upaya yang dilancarkan guna mewujudkan perdamaian di wilayah itu".
Mereka menambahkan, "Tak mungkin untuk berbicara mengenai perdamaian mengingat sikap keras kepala Israel."
Mereka mendesak negara Arab untuk memikul tanggung-jawab mereka dengan cara menjamin pengiriman semua keperluan hidup dan medis buat rakyat di Jalur Gaza, terutama korban kejahatan Israel.
Mereka "menggaris-bawahi perlunya negara Arab dan Islam bertindak dan memaksa Israel segera menghentikan pembantaian yang sedang berlangsung terhadap rakyat Palestina yang tak bersenjata", demikian antara lain isi laporan mengenai pertemuan kedua pemimpin Timur Tengah itu.
Kedua pihak juga menggaris-bawahi perlunya untuk melanjutkan kerjasama dan koordinasi antara kedua negara guna mengakhiri penderitaan rakyat Palestina dan mengirim bantuan bagi keluarga yang terkepung di Jalur Gaza.
Mereka juga menyampaikan penghargaan atas gerakan rakyat Arab, negara Islam dan dunia guna mendukung rakyat Jalur Gaza dan mengakhiri agresi keji Israel.
Jalur Gaza, yang dikuasai HAMAS, menghadapi serangan udara gencar Israel untuk hari kelima berturut-turut Rabu.
Sejak Sabtu lalu, serangan udara gencar terhadap Jalur Gaza telah menewaskan sebanyak 400 orang Palestina dan melukai 2.000 orang lagi.
Pada Senin, Menteri Luar Negeri Turki Ali Babacan mengatakan Turki secara resmi mengakhiri upaya guna mengadakan pembicaraan perdamaian antara Israel dan Suriah di tengah serangan Israel ke Jalur Gaza.
Seorang pejabat senior Suriah dilaporkan mengatakan pada Ahad bahwa Suriah telah menghentikan pembicaraan perdamaian tak langsung dengan Israel sebagai reaksi atas serangan Israel ke Jalur Gaza.
Pada Mei, Suriah dan Israel, yang secara teknis masih berada dalam kondisi perang sejak konflik pertama Arab-Israel pada 1948, memulai pembicaraan tak langsung melalui Turki, setelah perundingan langsung terhenti delapan tahun lalu sehubungan dengan masalah rumit Dataran Tinggi Golan.
Setelah empat babak perundingan, proses tersebut telah terhenti sejak Perdana Menteri Israel Ehud Olmert mengumumkan pada Juli ia akan meletakkan jabatan sehubungan dengan tuduhan korupsi.
Suriah menjadi persinggahan pertama kunjungan Erdogan ke empat negara Timur Tengah.
Sebelum kunjungannya, ia mengatakan kepada wartawan bahwa Turki sangat prihatin dengan perkembangan di Jalur Gaza sejak operasi keji itu dimulai pada Sabtu (27/12) dan tujuan lawatannya ialah "untuk membantu menghentikan perkembangan berbahaya itu".
Erdogan dijadwalkan mengunjungi Jordani setelah meninggalkan Suriah, dan direncanakan bertemu dengan Raja Abdullah II serta Presiden Palestina Mahmoud Abbas.
Erdogan kemudian akan pergi ke kota pelancongan Laut Merah Mesir, Sharm esh-Sheikh, guna mengadakan pembicaraan dengan Presiden Hosni Mubarak.
Ia juga dijadwalkan mengunjungi Arab Saudi untuk membahas perkembangan saat ini di wilayah tersebut dengan Raja Abdullah bin Abdel-Aziz. ant/fif

Hari Kelima Agresi Gaza: 400 Gugur dan 2000 Terluka

Gaza: Korban pembantaian Israel di Jalur Gaza terus bertambah. Rumah-rumah warga, masjid dan fasilitas umum menjadi target bombardemen Israel. Hingga Rabu (31/12), jumlah korban gugur mencapai 400-an syuhada dan 2000-an terluka, 300-an di antaranya dalam kondisi kritis.
Aksi pembantaian terakhir Israel mengakibatkan dua orang warga Palestina gugur saat pesawat termpur Israel membombardir wilayah timur Khan Yunis, wilayah selatan Jalur Gaza, Rabu (31/12) sore. Sumber-sumber koresponden Infopalestina menegaskan dua korban sampai ke rumah sakit Nasher dalam kondisi tercabik-cabik tubuhnya.
Pada hari yang sama dua orang dokter meninggal dunia, salah seorang diakibatkan luka yang dialaminya. Sejumlah warga kembali terluka akibat serangan udara yang dilancarkan pesawat tempur Israel di berbagi wilayah di Jalur Gaza yang menghacurkan sejumlah rumah warga.
Pada saksi mata mengatakan, dr. Muhammad Abu Hashira gugur setelah rumahnya di timur kotaGaza dibom pesawat Israel. Pesawat-pesawat termpur Israel juga membom sebuah rumah di utara Jalur Gaza dan mengakibatkan sejumlah warga terluka dan dibawah ke rumah sakit-rumah sakit di utara Jalur Gaza. Sumber medis Palestina mengatakan, dr. Ihad Madhun gugur akibat luka yang dialaminya dalam serangan udara Israel, Selasa (30/12).
Sumber-sumber Palestina menyebutkan pesawat tempur Israel membom sebuah rumah milik keluarga al Fara di Rafah beberapa kali, juga rumah lain milik keluarga Salamah di Khan Yunis. Pesawat Israel juga membom rumah petinggi Brigade Martir al Quds, sayap militer Jihad Islam, Hani Abu Sabt, di Abasan, yang terletak di timur Khan Yunis.
Di kamp pengungsi Nusairat, yang terletak di Jalur Gaza tengah, pesawat tempur Israel membom sebuah mobil. Pesawat lain membom rumah yang sudah ditinggalkan pemiliknya di kampung Tel Hawa, di barat daya kotaGaza.
Menteri Kesehatan Palestina Dr. Baseem Naeem sebelumnya telah menegaskan bahwa korban pembantaian terbuka yang dilakukan Zionis Israel di Jalur Gaza sejak hari Sabtu (27/12), terus bertambah banyak. Terlebih ada ratusan korban luka yang dalam kondisi kritis dan puluhan lainnya masih di bawah puing-puing reruntuhan.
Naeen menegaskan persediaan obat-obatan dan kebutuhan medis lainnya sangat kurang untuk menghadapi kondisi darurat ini. Dia mengungakapkan ada 105 jenis obat-obatan utama yang stoknya nol, 225 kebutuhan medis lainnya stoknya juga nol. Sementara itu 93 bahan khusus laboratoriam stoknya juga nol.
Dalam konferensi pers, Ahad (28/12) malam, Naeem mengatakan 50% mobil ambulan tidak bisa beroperasi karena tidak ada gas dan bahan bakar akibat blockade. Saat ini juga sangat dibutuhkan pembangkit listrik. Naeem menegaskan semua itu sudah terjadi sejak sebelum pembantaian yang dimulai Israel Sabtu lalu dan akibat blockade Israel. Dia mengatakan, “Agresi terjadi di tengah-tengah sikap diam Arab yang membunuh dan persekongkolan dunia.”
Dia menyatakan pasukan penjajah Zionis Israel tidak hanya menggempur isntitusi-institusi dan gedung-gedung namun mulai mengempur fasilitas-fasilits sipil dan rumah-rumah warga. Ada puluhan peringatan unutuk mengosongkan rumah dan ancaman kepada para penghuninya akan dihancurkan di atas kepala mereka. Dia meminta pengiriman tim medis Arab dan rumah sakit-rumah sakit lapangan utuk membantu pengobatan korban luka di saat-saat korban tiba. Dia mengimbau Negara-negara Arab untuk mengirim obat-obatan dan kebutuhan medis secepatnya dan mengganti kekurangan mobil ambulan dengan mengirim mobil ambulan yang siap beroperasi.
Mengenai pengiriman korban luka melalui gerbag Rafah, Naeem mengatakan, “Ada kesulitan membawa korban ke luar Jalur Gaza. Padahal ada banyak korban luka yang sangat serius. Apapun upaya membawa korban dengan tidak aman justru membuat hidup mereka terancam bahaya. Kami masih ingat meninggalnya 6 korban luka di Arisy terakhir.”
Dia mengatakan, “Kami siap membawa korban luka kapan kondisi mereka stabil.” Dia menegaskan bahwa pemerintah Haniyah sudah meminta mobil ambulan Mesir masuk ke Gaza untuk mengevakuasi korban namun mereka menolak dengan alasan politik. Naeem mengatakan, “Siapa yang ingin membantu rakyat Palestina dalam ujian ini maka harus memudahkan sampainya tim dokter dan rumah sakit lapangan masuk secepatnya pada saat-saat sulit di Jalur Gaza.”
Menurutnya, sudah ada ratusan dokter Arab yang menunjukkan kesiapan mereka untuk masuk ke Jalur Gaza. Sebagian mereka sudah bermalam di sisi perbatasan Mesir dari gerbang Rafah berharap bisa masuk. Namun otoritas Mesir menahan mereka.
Dia menambahkan, bahkan tim medis dari departemen kesehatan Palestina sudah berada di sisi Jalur Gaza dari gerbang Rfah sejak pagi untuk menerima bantuan medis Arab, namun otoritas Mesir tidak mengizinkan mereka masuk hingga saat ini.
Naeen mengucapkan terima kasih kepada Negara-negara yang sudah membantu seperti Qatar, Arab Saudi dan Libia. Namun pihaknya kembali meminta Mesir mempermudah masuknya bantuan ini dan membuka gerbang untuk masuk tim tim medis ke Jalur Gaza. (seto)

Rabu, 2008 Desember 10

Did you know?

1. That Masjid Al Aqsa was the second Masjid on earth.

2. That it was built 40 years after the Ka’ba in Makkah.

3. That most scholars are of the opinion that Masjid Al Aqsa was first built by Prophet Adam [as].

4. That Ibrahim [as] rebuilt the Masjid Al Aqsa in Jerusalem with his son Ishaq [as] as he and Ismail [as] rebuilt the Ka’ba in Makkah.

5. That Prophet Daud [as] began the rebuilding of Masjid Al Aqsa.

6. That it was Prophet Sulayman [as] who finally completed the building of Masjid Al Aqsa.

7. That the Masjid Al Aqsa built by Sulayman [as] was destroyed in 587 BC by Nebuchadnezzar King of Babylon.

8. That the Jewish people call this same Masjid Al Aqsa built by Sulayman [as] their Temple.

9. That the Jewish people re-built their Temple on the same site in 167 BC but this was destroyed in 70 AD and Jews were banished from Jerusalem at the same time.

10. That the site of Masjid Al Aqsa remained barren and was used as a rubbish tip for nearly 600 years until the Great Khalifah Umar bin al-Khattab liberated Jerusalem in 637/8 AD.

11. That the caliph Umar bin Khattab ordered the foundations of Masjid Al Aqsa to be laid and a timber mosque was built on the site.

12. That the Umayyad caliph, Abd’ al Malik ibn Marwan in 691/2 [72/73 AH] began the construction of the Dome of the Rock (the Golden Domed Mosque).

13. That the al Buraq wall or Western Wall where Prophet Muhammad [saas] tied al-Buraq on the night journey of al Isra is what the Jewish people call the wailing wall.

14. That Muslims consider the land or the Haram Sharif area to be sacred and holy, not the Masjid buildings that exist there -although these do have historical significances.

15. That the land of the Masjid Al Aqsa contains tow main buildings called Al-Aqsa [Black Domed Mosque] and the Dome of the Rock [the Golden Domed Mosque].

16. That Israel occupied Masjid Al Aqsa in 1967.

17. That fundamentalist Jews have made 100’s of attempts to destroy Al Aqsa since 1967 when they occupied it. A fire in 1967 destroyed the 900 year old Mimbar installed by Salah'ideen Ayubi, the Great Muslim Hero.

18. That many fundamentalist Jews want to re-build their Temple within Masjid Al Aqsa and destroy what exists there now.

Israeli Myths

Israel is a state with an expansionist ideology. It has never defined its own borders and refuses to do so. As a result, it is the Palestinians who face annihilation as none of their historic homeland is safe from Israeli occupation and annexation.

Israel is guilty of creating facts on the ground in order to deeply entrench its occupation of the West Bank. It is also guilty of narrating ‘alternative’ chains of events in its history through its school textbooks and other mediums. Many myths have materialised in this way and are recounted and used by Israel’s apologists in order to justify the actions of the state of Israel. It is important to highlight these misconceptions which are damaging to Palestinians and their cause.



It is clear that anti-Zionism and anti-Semitism are very different to each other. While anti-Semitism is condemned with no exception, anti-Zionism on the other hand is a legitimate position.

Separuh Anak Gaza Mengalami Kekuarangan Darah, Puluhan Terancam Maut

Gaza: Lembaga HAM Palestina mengingatkan bahaya memburuhknya kondisi kesehatan anak-anak di rumah sakit – rumah sakit Jalur Gaza, khususnya mereka yang baru saja di lahirkan. Akibat dari terputusnya aliran listrik karena pengetatan blockade penjajah dan penutupan penjajah serta larangan masuk seluruh kebutuhan hidup dan kemanusiaan.
Sebuah Lembaga Independen untuk Hak Warga, dalam laporannya mengatakan, ancaman terputusnya listrik tidak saja mengancam hidup bayi yang baru lahir. Namun juga mengancam 23 anak yang terkena gagal ginjal, 58 anak yang terkana kanker, 43 anak yang mengalami sakit jantung. Mereka semua dalam ancaman bahaya yang serius pada saat berhentinya peralatan medis yang digunakan pada saat terputusnya aliran listrik secara mendadak.
Laporan ini menyatakan bahwa lebih dari 46% anak-anak Jalur Gaza mengalami kekuarangan darah dan buruknya gizi makan. Hal itu dikarenakan keluarga mereka yang menganggur dari bekerja dan tidak adanya jaminan anak-anak mereka mendapatkan makanan yang layak di tengah-tengah blockade dzalim terhadap Jalur Gaza.
Laporan ini juga menjelaskan bahwa “sanksi massal yang diberlakukan Israel terhadap warga Jalur Gaza melalui larangan masuknya pasokan bahan bakar, gas dan bahan medis ke Jalur Gaza, turut andil dalam memperburuk kondisi kesehatan anak-anak di Jalur Gaza. Hingga sampa pada tingkat tragedy yang tidak terduga sebelumnya.” (Sumber: InfoPalestina.com)

Pejabat Internasional: PBB Mesti Terjemahkan Kecamannya Terhadap Blokade Gaza


(Sumber: InfoPalestina.com)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar